Kebudayaan
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa
Indonesia.
Kebudayaan
selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang
lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk
memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali
dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
dari karya, rasa dan cipta masyarakat.
Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang
diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya
dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan sega norma dan nilai masyarakat yang
perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasarakatan alam arti luas., didalamnya termasuk, agama,
ideology, kebatinan, kenesenian dan semua unusr yang merupakan hasil ekspresi
dari jiwa manusia. Yang hidup sebagai anggota masyarakat. Selanjtunya cipta
merupakan kemampuan mental, kemampuan piker dari orang yang hidup bermasyarakat
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. Rasa dan
cipta dinamakan kebudayaan rohaniah. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh
karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya, agar sesuai dengan
kepentingan sebagian besar, bahkan seluruh masyarakat.
Dari
pengetian tersebut menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan keseluruhan dari
pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan yang dihadapi, untuk memenuhi
segala kebutuhannya serta mendorong terwujudnya kelakuan manusia itu
sendiri.Atas dadar itulah para ahli
mengemukakan adanya unsure kebudayaan yang umumnya diperinci menjadi 7 unsur
yaitu:
- unsur religi
- sistem kemasyarakatan
- sistem peralatan
- sistem mata pencaharian hidup
- sistem bahasa
- sistem pengetahuan
- seni
Bertitik tilah
dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud antara lain
:
1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma,
peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya
abstrak, lokasinya dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan
berpola dari manusia dalam masyarakat
3. kebudayaan
sebagai benda hasil karya manusia
Perubahan kebudayaan pada dasarnya
tidak lain dari para perubahan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan itu. Perubahan itu terjadi karena manusia mengadakan hubungan
dengan manusia lainnya, atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam
masyarakat. Tidak ada kebudayaan yanga statis, setiap perubahan kebudayaan
mempunyai dinamika, mengalami perubahan; perubahan itu akibat dari perubahan
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut.
Kebudayaan Hindu dan Budha
Pada abad ke-3
dan je-4 agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa. Perpaduan atau
akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari
India itu berlangsugn luwes dan mantap. Sekitar abad ke 5, ajaran Budha atau
budhisme masuk ke Indonesia, khususnya ke pulau Jawa. Agama/ajaran budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dari pada hinduisme, sebab Budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di pulau jawa tumbuh dan berkembang berdampingan
secara damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme melahirkan karya-karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur, seni pahat, seni
ukir maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan/arsitektur,
relief-relief yang diabadikan dalam candi-candi di jawa tengah ataupun jawa
timur. Candi-candi yang dimaksud
diantaranya candi borobudur, mendut, prambanan, kalasan, badut, kidal, jago,
singasari, disekita kota malang, candi panataran dan siwa disekitar kota Blitar,
semua wilayah propinsi jawa timur.
Kebudayaan
Islam
Pada abad ke-15 dan ke-16, agama
Islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka Islam yang
disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama islam paa abad itu berada di
pulau jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia khususnya ke pulau jawa
jauh sebelum abad ke -15. suatu bukti bahwa awal abad ke-11 sudah ada wanita
Islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke
Indonesia, teristimewa ke pulau jawa berlangsung dalam suasana damai. Hal ini
disebabkan karena Islam dimauskkan ke Indonesia tidak dengan paksa, melainkan
dengan cara baik-baik. Di samping itu disebabkan sekap toleransi yang dimiliki
banga kita
Pada abad ke-15, ketika kejayaan
maritim majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat
merongrong kekuasaan dan kewibawaan Majapahit yang berpusat pemerintahan di
pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah negara Malaka di semenanjung
Malaka, negara Aceh di ujung pulau Sumatra, negara Banten di jawa Barat, negara Demak di pesisir utara
jawa tengah, negara Goa di sulawesi selatan. Dalam proses perkembangan
negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh pedagang-pedagang kaya dan
golongan bangsawan kota-kota pelabuhan, nampaknya telah terpengaruh dan
menganut ajaran Islam.
Didaerah-daerah yang belum amat
terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam
dalam kehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan. misalnya di Aceh, Banten,
sulawesi selatan, sumatra Timur, sumatra barat, dan pesisir kalimantan.
Agama islam berkembang pesat di
Indonesia dan menjadi agama yang medapat penganut sebagian besar penduduk
indonesia. tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan islam mewarnai sebagian
besar penganutnya di Indonesia. Dengan begitu, agama islam memberi saham yang
besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang juga memberi
warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa indonesia
adalah kebudayaan Barat. Awal kebudayaan barat masuk ke negara tercinta ini
ketika kaum kolonialisme/penjajah manggedor masuk ke Indonesia, terutama bangsa
Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC)
dan berlanjut dengan pemerintahhan kolonialisme Belanda, tanah air Indonesia
telah dijajah selama 350 tahun. DI pusat kekuasaan pemerintah Belanda, di
kota-kota propintsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur
Barat. Dalam kurun waktu itu juga, di ktoa-kota pusat pemerintahan terutama di jawa,
Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial. Lapisan sosial
pertama,t erdiri dari kaum buruh dari
berbagai lapangan pekerjaan. Lapisan kedua, adalah kaum pegawai. Dalam lapisan
sosial kedua inilah pendidikan Barat di sekolah-sekolah dan kemampuan/kemahiran
bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus disebut
pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga kedalam kebudayaan Indonesia, ialah
agama Katolik dan agama kristen protestan. Agama-agama tersebut biasanya
disiarkan dengan segnaja oleh organisasi-organisasi penyiaran agama( missie
untuk agama Katolik dan Zending untuk agama kristen) yang semuanya bersifat
swasta. Penyiaran dilakukan terutama di daerah-daerah dengan penduduk yang
belum pernah mengalami pengaruh agama hindu, budha, atau islam. daerah-daerah
itu misalnya Irian jawa, maluku tengah dan selatan, sulawesi utara dan tengah,
nusa tenggara timur dan pedalam kalimantan.
Kebudayaan dan Keperibadian
Berbagai penelitian antropologi
budaya menunjukkan, bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan
dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar.
Opini umum juga menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari
kepribadian bangsa yang bersangkutan. Kalau begitu pada sisi mana
kebudayaandapat memberi pengaruh terhadap suatu kepribadian? jawabnya kita
melihat dari sikap pemilik kebudayaan itu sendiri. Manakalai pemilik kebudyaan
itua menganggap bahwa segala sesuatu yang terangklum dan terlebur dalam segala
materi kebudayaan itu sebagai sesuatu yang logis, normal, serasi, dan selaras
dengan kodrat alam dan tabiat asasi
manusia dan sebagainya. setiap masayrakat mempunyai sistem nilai dan
sistem kaidah sebagai konkretisasinya. Nilai dan sistem kaidah berisikan
harapan-harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. suatu kaidah misalnya
kaidah hukum memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. batas-batas
tersebut menjadi suatau ”aturan permainan” dalam pergaulan hidup.
Sebaliknya segala yang berbeda dari
corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan
dengan kodrat alam, dan sebagainya.
Contoh : Di Indonesia
pada umumnya, apabila seorang wanita hamil tidak mempunyai suami, ia adalah
profil seseorang yang telah melanggar adat/kebisaaan suatu keluarga,
masyarakat, dan bangsa pada umumnya. Budaya/adat istiadat kelaurga, masyarakat,
dan bangsa Indonesia yang berakar dari ajaran agama, tidak membenarkan dan
tidak mentolelir hal semacam itu. Jika terjadi semacam itu, baik oleh
lingkungan keluarga maupun masyarakat, orang itu akan dikucilkan, dicibir,
direndahkan harkatnya. Sebab ia telah melanggar adat/kepribadian keluarga dan
masyarakat di sekelilingnya.
Akan tetapi contoh tersebut jika
terjadi di negara Barat atau negara komunis mungkin dianggap biasa saja,
mengapa begitu ? sebab, tata budaya dan kepribadian yang dibakukan dalam sistem
nilai, sistem kaidah orang-orang barat dan komunis membenarkan kebiasaan /
tingkah laku seperti itu. sama sekali bukan merupakan pelanggaran adat
istiadat..
Sifat-sifat kepribadian yang berakar
dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat
dikukuhkan sebagai hukum adat.. Di luar itu ciri-ciri kepribadian suatu
kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup
sehari-hari.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan_Islam
widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6385/ISD-OL.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar