Manusia
dilahirkan di dunia tak hanya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu saja,
tetapi sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia harus dapat
berinteraksi dengan orang sekitarnya dan lingkungannya. Teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) bukan lagi menjadi barang mahal yang tak tersentuh oleh
masyarakat. TIK sekarang ini dapat dimanfaatkan serta dikembangkan oleh manusia
sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Teknologi dijadikan media yang mempermudah
manusia dalam segala hal. Interaksi sosial pun tak jauh dari teknologi. Segala aspek
yang berhubungan dengannya dapat diakses melalui TIK. Banyak hal positif yang
dihasilkan dari teknologi dalam kehidupan sosial dan budaya. Tetapi, banyak
juga hal negatif yang ditimbulkan dari pemnfaatan TIK yang kurang bertanggung
jawab.
Kehidupan
manusia di era ini memang tidak dapat dilepaskan dari teknologi. Hampir seluruh
aspek kehidupan manusia erat kaitannya dengan teknologi. Mulai dari bangun
tidur, beraktivitas hingga tidur lagi. Semuanya berhubungan dengan teknologi.
Teknologi dimanfaatkan manusia untuk memudahkan manusia dalama memenuhi
kebutuhan hidupnya di berbagai hal. Dengan teknologi segalanya menjadi lebih
mudah dan produktif. Tak hanya itu, dengan teknologi manusia dapat
mengefektifkan serta mengefisienkan waktu, tenaga serta biaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jadi, sudah bukan hal yang tabu lagi jika manusia zaman
sekarang menginginkan segalanya serba instan. Inti dari teknologi adalah media.
Semua media yang dapat memudahkan manusia dalam mengerjakan dan memenuhi
kebutuhan hidupnya dikatakan teknologi.
Dalam konsep yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan bahwa pengetahuan (body
of knowledge), dan teknologi sebagai
suatu seni (state of arts ) yang mengandung pengetian berhubungan dengan proses
produksi; menyangkut cara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja
dan ketrampilan dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi. “secara konvensional
mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas juga meliputi
teknologi sosial, terutama teknoogi sosial pembangunan (the social technology
of development) sehingga teknologi itu adalah merode sistematis untuk mencapai
tujuan insani (Eugene Stanley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya
alam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap
bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques Ellul dalam tulisannya
berjudul “the technological society” (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi
teknik, meskipun artinya sama. Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak
hanya untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan
totalitas metode yang dicapai secara
rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam
setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknologi penurut Ellul adalah berbagai
usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang distandarisasi dan
diperhingkan sebelumnya.
Fenomena
teknik pada masyarakat ikini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri
sebagia berikut :
- Rasionalistas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional
- Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
- Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis
- Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
- Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
- Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
- otonomi artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang berkembang denan pesat meliputi
berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya
bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
- Teknik meluputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi
- Teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer
- Teknik meliputi bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia, manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
Alvin
Tofler (1970) mengumpakan teknologi itu sebagai mesin yang besar atau sebuah
akselarator (alat pemercepat) yang dahsyat, dan ilmu pengetahuan sebagai bahan
bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan
kualtiatif, maka kiat meningkat pula proses akselerasi yagn ditimbulkan oleh
mesinpengubah, lebih-lebih teknologi mampu menghasilkan teknologi yang lebih banyak
dan lebih baik lagi.
Bagaimana
media tersebut dapat dijalankan atau dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan
pengoperasian yang mudah untuk menghasilkan produk yang sebaik mungkin dan
memerlukan waktu, tenaga dan biaya seminim mungkin. Kemajuan teknologi tidak
akan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan tanpa adanya publikasi. Bagaimana
caranya? Caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Teknologi yang satu ini sangat berkaitan dengan mobilitas kehidupan
manusia di era teknologi ini. Beberapa contoh media teknologi informasi dan
komunikasi diantaranya adalah ponsel, televisi, radio dan komputer. Maka tak
heran jika perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pun melaju secara
signifikan dan dapat dikatakan sangat cepat. TIK memegang peranan yang besar
terhadap aktivitas kehidupan manusia. Salah satu aktivitas tersebut adalah
dalam bidang sosial dan budaya. Bidang ini erat kaitannya dengan hubungan
timbal balik manusia dengan lingkungannya, hal sensitif yang dapat mempengaruhi
aspek-aspek lain dalam kehidupan. Dalam hal sosial, TIK memberikan dampak yang
tak sedikit, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif diantaranya adalah:
- Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat. Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi. Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain. Informasi itu pun menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui media-media TIK yang ada.
- Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. A berada di kota Bandung dan B berada di kota Makassar. Mereka berkomunikasi melalui ponsel. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.
- Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat. Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
- Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi. Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar.
- Adanya “share” budaya antar daerah. Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan. Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
Dampak negatif tersebut diantaranya adalah:
- Timbulnya jenis kejahatan baru. Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
- Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”.
- Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar. Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol.
- Kurangnya ruang privasi. Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal.
- Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter. Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru mengerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut.
- Meningkatnya angka pengangguran. Masalah yang satu ini sangat menarik perhatian. Kini, teknologi seolah-olah menggantikan manusia dalam segala bidang, termasuk pekerjaan. Kreatifitas manusia pun menjadi tumpul. Mereka menjadi tergantung akan teknologi. Hampir semua pekerjaan dilakukan oleh mesin-mesin otomatis. Sehingga makin banyak pengangguran karena tenaga mereka tergantikan oleh mesin-mesin otomatis tersebut.
Semua masalah memiliki solusi pemecahan masalahnya sendiri. Tidak ada masalah yang tidak memiliki solusi. Begitupun dengan permasalah yang timbul akibat TIK dalam bidang sosial dan budaya. Beberapa solusi untuk menanggulangi serta memecahkan permasalahan TIK dalam bidang sosial diantaranya adalah:
- Adanya perlindungan hukum terhadap privasi seseorang.
- Perlunya undang-undang yang mengatur transaksi elektronik
- Mengkorelasikan antara kreatifitas manusia dan teknologi.
- Perlunya filter dalam penerimaan budaya asing.
- Meningkatkan pengawasan orang tua terhadap anaknya tanpa pelarangan penggunaan TIK.
- Sosialisasi mengenai pemanfaatan TIK yang benar dari pihak-pihak yang memiliki kompetensi di bidangnya.
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagaikan dua sisi mata uang yang
berbeda. Di satu sisi, perkembangan TIK tersebut dapat membantu serta
memudahkan manusia dalam segala aktivitas kehidupannya. Tetepi di sisi lain,
perkembangan TIK dapat menjadi boomerang bagi penggunanya yang tidak mampu
membendung arus informasi yang deras dan tidak mampu memfilter informasi yang
baik dan benar serta yang salah. TIK memberikan dampak yang tak sedikit di
masyarakat. Baik itu dampak positif maupun negatif. Tetapi tentunya dampak
negative tersebut dapat ditanggulangi dan bahkan dicegah agar tidak terjadi.
Banyak solusi atau jalan keluar untuk menanganinya tanpa merugikan kedua belah
pihak, yaitu TIK dan manusia (yang pada kajian ini adalah lingkungan sosial).
TI dengan ISD
Sekarang masih dirasakan
banyaknya tenaga ahli yang berpengetahuan keahlian khusus dan mendalam,
sehingga wawasannya sempit. Padahal sumbangan pemikiran dan adanya komunikasi
ilmiah antara disiplin ilmu diperlukan dalam memecahkan berbagai masalah sosial
masyarakat yang demikian kompleks.
Hal lain, sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang “elite” bagi
masyarakat kita sendiri, kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, tidak
mengenali dimensi – dimensi lain di luar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menara gading yang banyak
menghasilkan sarjana-sarjana “tukang” tidak mau dan peka terhadap denyut
kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
Pendidikan tinggi diharapkan
dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang
terdiri atas.
- Kemampuan akademis; adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berpikir logis, kritis, sitematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahannya
- Kemampuan professional; adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Dengan kemampuan ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
- Kemampuan personal ; adalah kemampuan kepribadian. Dengan kemampuan ini para tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, dan tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
Dengan seperangkat kemampuan
yang dimilikinya lulusan perguruan tinggi diharapkan menjadi sarjana yang
cakap, ahli dalam bidang yang ditekuninya serta mau dan mampu mengabdikan
keahliannya untuk kepentingan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada
umumnya.
Sebagai salah satu mata kuliah
umum, ISD bertujuan membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian
mahasiswa teknik informatika agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas,
dan ciri-cri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan
terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap dan tingkah laku manusia
dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku
manusia dalam menghadapi manusia lain
terhadap manusia yang bersangkutan. Sehingga produk-produk yang dihasilkan oleh
mahasiswa teknik informatika dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia secara luas
serta dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan sesuai dengan nilai-nilai moral
masyarakatnya.
sumber :
http://prabowo-womanizer.blogspot.com/2012/11/sosbud-pada-teknologi-informasi.html
widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6385/ISD-OL.doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar